0

Kunjungan

Sesuatu yang biasa bagi orang lain, bisa menjadi suatu yang istimewa bagi orang lainnya. Terutama kunjungan dari teman yang jauh disana.”

Kamis penuh berkah, Alhamdulillah. Menjadi hal yang paling membuatku bahagia sampai ingin menitikkan air mata saja. Senang rasanya mendapatkan kunjungan yang tak disangka-sangka. Bisa dibilang 1 tahun lebih tidak jumpa, Allah menyempatkan mereka untuk mampir ke rumah walau sebentar saja.

Mereka sekeluarga, teman semasa kuliah yang laki-laki teman sekelas yang perempuan teman seorganisasi, putranya satu lucu sekali apalagi pas ketawa dan sedikit malu-malu. 😀

Rasa-rasanya aku ingin teriak saja sangking bingung bagaimana rasa ngungkapin bahagia. Mengingat dulu kita adalah teman seperjuangan, pernah berbeda cara pandang dan saling berburuk sangka. Tapi, Allah malah membuat mereka menjadi saudara yang sebenarnya. Semoga mereka senantiasa bahagia, penuh berkah kehidupannya. Aamiin

Aku bersyukur Allah menghadirkan mereka, keluarga kecil bahagia. Mereka teman yang begitu berharga, Allah menyayangi mereka sedang aku hanya bisa membual dengan kata-kata.

Entahlah, rasa-rasanya aku ingin menunjukkan pada semua bahwa mereka adalah orang-orang baik yang pernah aku kenal sebelumnya. Mengingat aku adalah orang yang begitu takut mengganggu kehidupan orang lain dengan kehadiranku dalam obrolan mereka. Karenanya aku ingin bersikap biasa. Ibaratnya, biarlah mereka yang aku sayang kusebut dalam doa dan aku hidup untuk mencari bahagiaku hingga kutemukan mereka yang tulus juga.

Terima kasih untuk kunjungannya, sesuatu yang mungkin terlihat biasa tapi bisa membuatku bahagia dan istimewa. Setidaknya aku percaya diri bahwa masih ada yang mengingatku dan menganggapku saudaranya(tidak seperti yang orang lain bilang, nyatanya mereka sekarang ada bukan malah meninggalkan). Lagi-lagi pesan jangan terpengaruh sama omongan orang yang belum tentu kebenarannya, bisa saja itu fitnah yang ingin menjauhkan dan menjatuhkan untuk kepentingan mereka. Bersyukurnya, sekarang sudah baik-baik saja.

Lamongan, 11 September 2020. Jumat barokah, Semoga kita berkumpul dalam satu Jannah. Bila kau tak jumpa aku, carilah aku dan kita bisa bercanda bersama. ☺

0

Jangan Pergi Jika Hanya Ingin Dicari

Berapa lama lagi kau ingin pergi dan terus berlari. Tidakkah kau merasa lelah sendiri. Sedangkan yang kau tinggal dan sedang kau harapkan tak kunjung kau temui.

Aku tahu setiap kita punya masalah sendiri-sendiri. Kau memutuskan pergi, menghilang, dan tak kembali. Apakah itu tidak menambah rasa sakit hati. Kuharap kau masih waras untuk tidak mencoba bunuh diri.

Jangan pergi bila hanya ingin dicari. Saat kenyataan menamparmu nanti kau hanya akan bertambah sakit hati. Kau kira berapa orang yang peduli. Mereka pasti sibuk dengan hidupnya sendiri.

Jangan pergi bila hanya ingin dicari. Dibelahan bumi manapun yang kau lalui. Tidakkah kau ingin berhenti dan mencoba kembali. Tidakkah kau ingin melihat senyum mereka lagi atau berbagi cerita tentang hari ini. Setidaknya bersandiwaralah untuk hidup yang singkat ini. Berbahagia sekali, sedih pun cukup sekali.

Lamongan, 5/9/20

0

Meminta Menunggu

Haruskah kumenunggu
Saat kau tidak pasti berjodoh denganku
Haruskah kumenunggu
Saat rasa ini tidak pernah ada untukmu
Haruskah kumenunggu
Saat kaupun tak yakin denganku
Haruskah kumenunggu
Untuk menanti sakit hati darimu

Lamongan, 13 Juli 2020

Dari pesan singkat kiriman teman, ada seorang yang ingin aku menunggu.😐 Bahkan selama hidupku ini kerjaanku hanya menunggu. Adakah kata lain selain menunggu yang bisa membuat aku lupa bahwa selama ini aku selalu menunggu. 😀

0

“Bolehkah Aku Kembali Kesana”

Begitu cepat waktu berlalu, kapalku kini membawa jasadku kembali ketempat yang tidak pernah aku ingini. Menjalani rutinitas biasa dengan segala kebohongan didalamnya. Hatiku, tertinggal disana dalam waktu yang begitu lama.
Ujung, 8 Oktober 2018. Hari ini aku hanya ingin sendiri, Sesuatu begitu menganggu pikiranku. Aku benci itu.

0

“Dia Pulang”

Dia telah pulang, sekian tahun di kota orang. Dia telah pulang, dengan sosok yang hampir terlupakan. Dia telah pulang, juga dengan rasa yang mungkin telah tertinggal.

Berapa hari, bulan atau kah tahun. Dia pulang tapi tak pernah datang. Dia pulang tapi meninggalkan harapan. Dia pulang membunuh segala impian. Dia pulang dan tak akan datang.

LA, 24 juni 2018. Merindu seseorang, merindu ketenangan dan kebahagiaan. 

0

Aku Sungguh Sayang Mereka..

Kurasa dekat akan lebih akrab. Rindu tidak akan terasa berat. Tapi, sakit hati makin terasa menjerat.

Rasa sayang memang terkadang membingungkan. Saat rasa sakit hati begitu dominan. Hingga akhirnya harus berani memutuskan, bertahan atau merelakan.

Biarlah jarak kembali memisahkan. Rasa rindu atau sakit hati yang harus bertahan untuk bersemayam. Atau akankah ada rasa baru yang akan menggantikan.

Aku hanya ingin bilang “Aku sungguh sayang mereka”. Meski sakit hatiku tidak sebanding dengan sakit hati serta rasa malunya. Aku sunggu sayang mereka. Meski jarak harus kembali memisahkan kita selamanya. Biarlah bahagia selalu bersamanya. Meski nanti aku tidak tahu mampukah aku bahagia tanpa mereka.
LA, 18 Juni 2018. Senin di hari setelah lebaran. Waktunya kembali mengejar impian. Selamat berjumpa kembali. Berbahagialah selalu. 🙂

0

“Merelakan”

Masih disana, separuh hati setia bersama tuannya. Meski kata berpisah telah terucap atasnya.

Disana, senyuman hangat masih begitu terasa. Meski disini, tangis air mata tiada lagi guna.

Rela, satu kata untuk merubah semuanya. Saat cinta bukan lagi untuknya. Maka akan ada sayang yang datang dari lainnya.

Selamat berbahagia. 🙂

LA, 18 May 2018. 

5

“Tulis, dan Hapus Lagi”

Entah ini sudah tulisan keberapa, setelah banyak paragraf selesai kutulis kemudian kuhapus lagi. Semula ingin aku menceritakan tentang banyak nama yang kukenal, mengenai seseorang yang tiba-tiba datang dalam mimpi, tentang ketua osis semasa sekolah menengah pertama yang sudah berkeluarga, dan tentang seseorang yang harapanku pupus sudah padanya. Sepertinya yang terakhir tidak akan aku tulis. 😀

Sudah lama aku tidak menuliskan puisi-puisi kecilku. Saranaku mengungkapkan perasaan pada seseorang yang jauh disana. Aku sulit mendapatkan inspirasi untuk menuliskannya satu bait saja. Mungkin rasaku belum sebenarnya tulus padanya. Atau mungkin aku tidak akan pernah bisa menuliskan satu bait untuknya. Ahh.. kenapa kata “nya” selalu muncul, padahal aku tidak ingin menujukan tulisanku ini pada satu orang saja. 😥

Lupakan tentangnya, ini sudah sabtu dan besok adalah hari baru. Pastinya nama itu, sudah menjadi coretan dalam pikiranku. Okey, waktunya mengkosongkan pikiran dari seseorang yang bukan masa depanmu. Waktunya mengatur tour 2018-2020. 😀

Dan ini saatnya aku bilang “Semoga kau bahagia bersama masa depanmu”. Ai tai, Bogoshipo(Biarkan saja kalau salah tulis :D) yang intinya aku pasti merindukanmu. Ingin rasanya aku tertawa dengan kata terakhirku, menggelikan sekali. Karena kau adalah salah satu dari orang yang bisa aku percaya. Mungkin akan sulit bagiku percaya pada yang lainnya. 🙂 Dan akhirnya yang ketigalah menjadi akhir dari tulisanku, padahal aku tidak ingin menuliskannya. Tapi setiap kata yang keluar masih tertuju padanya. 😀 Maafkan.

LA, 21 April 2018. 

0

“Perpisahan”

Dan, aku menyebutnya perpisahan. Pada sebuah harapan yang kupendam. Pada doa-doa yang kupanjatkan. Pada hari-hariku menahan kerinduan. Dan pada dia yang tidak pernah memberikan kepastian.

Biarkan dia berlalu. Pergi terbawa angin musim semi. Jangan biarkan dia kembali. Dan datanglah pada pagi yang cerah esok hari. Sebuah harapan baru yang membahagiakan hati.